|
Yang terhormat Kepala sekolah SMA Negeri 3 Surakarta
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta karyawan
Dan teman-teman yang saya cintai
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul disini. Pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang ‘Menurunnya Semangat Nasionalisme di Kalangan Pelajar.’
Nasionalisme dalam bahasa Inggris “Nation”, merupakan satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan cara mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk suatu kelompok manusia. Jiwa nasionalisme sendiri muncul ketika suatu kelompok manusia tadi sudah mulai menetap atau tidak beranjak dalam waktu yang lama, dan lama-kelamaan kelompok itu akan memiliki keinginan untuk hidup bersama dalam suatu wilayah yang dianggap sebagai milik mereka. Dari situlah timbul rasa atau jiwa untuk berusaha mempertahankan dirinya, termasuk pula mempertahankan wilayah dan kelompoknya. Itulah yang kemudian disebut jiwa nasionalisme.
Dalam pidato yang akan saya bawakan ini, sengaja tidak saya jabarkan lebih lanjut mengenai jiwa nasionalisme. Namun saya hanya ingin menyinggung masalah memudarnya atau menurunya semangat nasionalisme dikalangan pelajar. Bila kita bicara pelajar, pasti pikiran kita langsung menuju sebuah kehidupan anak remaja yang dunianya penuh dengan kegiatan, dari belajar hingga bergaul. Di dalam kehidupan pelajar inilah semangat nasionalisme harus gencar di berikan. Mengapa demikian? Jawabanya adalah, karena pelajar adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan membawa bangsa ini ke arah perubahan, baik itu perubahan yang membangun maupun yang merusak. Kehidupan pelajar pula tidaklah lepas dari perkembangan era globalisasi. Di era globalisasi inilah semangat nasionalisme generasi muda suatu bangsa di pertaruhkan. Karena di dalam era ini dunia bagaikan tanpa batas. Sehingga seluruh kebudayaan dari belahan bumi lain dapat dengan mudah masuk ke dunia remana Indonesia.
Di era globalisasi inilah kita sebagai pelajar harus mampu menyaring berbagai hal baru yang masuk. Kita harus mampu membedakan hal yang bai dan buruk. Bila kita mampu memaksimalkan hal baik itu maka bangsa ini akan tumbuh menjadi besar. Misalkan, di era ini kita memegang teguh nasionalisme kita, kita mengapresiasi kebudayaan kita dan menyebarkannya memalui dunia maya, seperti: kita meniklankan kebudayaan, wisata, dan produk domestic ke manca Negara. Niscaya suatu saat seluruh bangsa akan semakin mengenal apa sajakah yang dapat diperbuat oleh bangsa ini? Bila itu berhasil bangsa ini akan semakin besar, dan dari besarnya nama bangsa Indonesia ini maka bangsa ini akan semakin disegani, dan tidak seperti sekarang yang keadaannya bangsa kita selalu menjadi bangsa yang lemah.
Tetapi tidak demikian bila kita malah semakin terbawa arus halusinasi bangsa lain yang notabene merupakan bangsa kapitais, yang hendak menggerus jiwa nasionalisme. Namun ironisnya sekarang kita lebih cenderung mengarah ke hal negative dari globalisasi yang ujungnya menghilangkan semangat nasionalisme kita. Seperti contoh, kita sekarang ini mulai di jauhkan dengan jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang luhur yaitu dari segi pakaian, kita mulai dirusak dengan munculnya gaya pakaian asing yang mengumbar syahwat yang sangat tidak pas dengan bangsa ini. Selain itu dari segi makanan, bangsa asing mulai memasukkan berbagai ‘racun’ yang berbentuk penyedap rasa bahkan pengawet makanan yang dapat merusak jaringan otak generasi penerus, yang akhirnya timbulah kebodohan yang dapat berujung pada pudarnya rasa peduli terhadap bangsanya. Dari bidang pangan tidak hanya itu, bangsa asing mulai menguasai industry makanan di Indonesia dengan mendirikan perusahaan waralaba, seperti KFC, Mac Donald, dll.
Dan selain dari bidang bidang di atas ada suatu bidang yang sangat inti dan ini langsung berhubungan dengan pelajar, yaitu pendidikan. Sadarkah kita bahwa dari segi pendidikan kita sudah dibuat latah oleh pihak asing yang terlebih dahulu merusak system pendidikan kita. Contohnya adalah dibukanya sekolah RSBI dan SBI, sebenarnya sekolah-sekolah ini memiliki segudang kelebihan dan kemajuan, namun bila kita tidak waspada lagi dan tidak mau berpegang pada semangat nasionalisme kita, maka pendidikan ini dapat menghancurkan masa depan bangsa pada akhirnya. Karena di sekolah RSBI atau SBI ini kita di suruh unuk menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris, dan penggunaan Bahasa Inggris ini sudah mengalahkan Mother Language kita, Bahasa Indonesia. Yang bila kita tarik garis ke masa depan akan dapat berdampak pudarnya penguasaan Bahasa Indonesia apalagi penguasaan bahasa daerah kita yang ujungnya pula adalah hilangnya semangat nasionalisme kita. Semua itu terjadi bila kita tidak mampu menyaring kebudayaan dari luar.
Maka dari penjabaran saya, saya berharap:
1. Kita harus mampu menyaring setiap hal ataupun kebudayaan baru ayng masuk pada kiat.
2. Kita harus pegang teguh semangan kebangsaan atau neasionalisme yang di perkuat dengan semangat kemerdekaan.
3. Janganlah kita latah oleh perubahan-perubahan yang bergejolak di luar.
4. Peganglah teguh agama, karena ia adalah dasar dari semangat nasionalisme, sekaligus benteng pelindung dari pengaruh jahat bangsa asing.
5. Hargailah jasa para pahlawan, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawannya.
6. Pegang teguhlah Basaha Indonesia sebagai Mother Language kita, disamping kita menguasai bahasa asing.
Sekian pidato singkat dari saya. Bila ada kekurangan itu hadirnya dari saya, saya mohon maaf, bila ada kelebihan itu hadirnya dari Allah swt. Akhir kata,
Wassallamualaikum wr.wb.
Komentar
Posting Komentar